BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan suatu organisme sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik faktor
fisika, faktor kimia dan biologi. Salah satu faktor yang mendukung kehidupan
organisme di perairan adalah kadar salinitas dalam perairan.
Tinggi rendahnya salinitas disuatu perairan baik itu air tawar, payau maupun
perairan asin akan mempengaruhi keberadaan organisme yang ada di perairan
tersebut, hal ini sangat terkait erat dengan tekanan osmotik dari ikan untuk melangsungkan
kehidupannya. Ikan akan mengalami stress dan bahkan akan mengalami kematian
akibat osmoregulasi yang tidak seimbang.
Perubahan salinitas juga dapat mempengaruhi permeabilitas dinding sel ketika
salinitas mengalami perubahan. Pada saat tersebut ikan akan mengalami
kecenderungan untuk mampu atau tidaknya ikan untuk melakukan keseimbangan
osmotiknya dalam rangka mengatur dan berfungsi dengan normal sesuai dengan
kebutuhannya, salinitas dalam suatu perairan pada media yang berbeda juga akan
mempengaruhi proses metabolisme untuk pertumbuhannya.
Mengingat betapa pentingnya mengetahui bagaimana ikan menyeimbangkan tekanan
yang ada dari dalam tubuh ikan itu sendiri sehingga ikan tetap dapat
melangsungkan kehidupannya, maka praktikum ini menjadi begitu penting artinya
untuk dilaksanakan.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari praktikun Osmorigulasi ini adalah untuk mengetahui tingkah laku dari beberapa jenis ikan jika
dimasukkan kedalam lingkungan yang berbeda (air
asin, payau dan tawar).
Mengetahui proses fisiologi
pada organisme dengan habitat atau salinitas yang berbeda.
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh salinitas
terhadap proses osmoregulasi pada ikan. Mahasiswa
harus mengetahui cara
pengelolaan kualitas air (Tawar, Asin dan
Payau) pada media pemeliharaan dan mengetahui tingkah laku ikan melalui osmoregulasi dan
perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dengan lingkungannya.
BAB
2
DASAR
TEORI
2.1 Klasifikasi dan Habitat
2.1.1 Klasifikasi Ikan badut :
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Pomacentridae
Upafamili : Amphiprioninae
Genera :Amphiprion Premnas
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Pomacentridae
Upafamili : Amphiprioninae
Genera :Amphiprion Premnas
2.1.2 Habitat
Secara ekologi kelompok ikan ini
mendiami perairan laut tropis yang dangkal. Sebaraannya terbatas di perairan
Indo Pasifik Barat. Secara garis besarnya dimulai dari laut Merah sampai ke
sentral Pasifik, kecuali di terumbu Kepulauan Hawaii, Kepulauan Johnston,
Kepulauan line, Mar-quesas, Pitcrain, dan pulau-pulau sekitar-nya, yakni Pulau
Rapa dan Pulau Paska.
lkan
giru/badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae. Terdapat
sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara
sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau
kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara
terkecil hanya mencapai 10 cm. Di jepang, ikan badut di kenal dengan nama
kakure-kumanomi, di Rusia: obyknovennaya rybka-kloun, dan di Denmark: klovnfisk
Ikan
giru/badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada
daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan
daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia
(Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef
Australia.
2.2 Kondisi air pada habitat ikan giru/badut
Ikan
ini hidup di perairan tropis sampai subtropis yang
memiliki kondisi air yang cocok untuk ikan giru ini yaitu kisaran suhu 24
dan 27 derajat Celsius. Tingkat salinitas (kegaraman) harus antara 1.020 dan
1.026.
2.3
Teori osmoregulasi
Osmoregulasi adalah
proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta
pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Sedangkan pengertian
osmoregulasi bagi ikan adalah merupakan upaya ikan untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungan melalui mekanisme
pengaturan tekanan osmotik. Terdapat tiga pola regulasi ion
air yaitu :
a.
Regulasi hipertonik atau
hipersomatik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih
tinggi dari konsentrasi media. Hal ini terjadi misalnya pada ikan air
tawar (Potadrom).
b.
Regulasi hipertonik atau
hiposomotik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih
rendah dari konsentrasi media. Hal ini terjadi pada jenis ikan air laut
(Oseandrom).
c.
Regulasi isotonic atau
isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media,
sama dengan ikan – ikan yang hidup pada daerah eustaria (Hartono, 1993).
Fluktuasi
salinitas juga dapat membawa dampak yang huruk bagi organisme yang hidup pada
perairan tersebut yang selalu senantiasa untuk beradapatasi terhadap perubahan
ion-ion yang terkandung disuatu media tersebut sehingga dapat mengakibatkan
organisme mengalami stress dan bahkan mengalami kematian jika ikan tak mampu
lagi menjaga keseimbangan osmotiknya (Sukamto, 1992).
Osmoregulasi sangat di pengaruhi oleh
Konsentrasi
osmotik dalam tubuh pada organisme yang hidup di laut sama dengan air laut
sekitarnya disebut osmoconformer, perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan
lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi
(Fujaya, 2004). Dan perbedaan kecepatan
aliran darah atau air dari dalam tubuh antara ikan air tawar dan laut pada
dasarnya sama tetapi tergantung pada spesiesnya.
BAB
3
METODE
KERJA
3.1
Jenis pengamatan
Jenis
pengamatan yang kami lakukan berupa wawancara atau mengambil data kepada
penjual ikan giro/badut(Amphiprion
Premnas).
3.2 Pelaksanaan
Hari : senin
Tanggal : 20 Mei 2013
Tempat : Toko sinar utama
Alamat : jl borobudur no 22A malang
3.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati ikan
air laut yang ada di aquarium
2. Tabel daftar
pertanyaan dan jawaban pada wawancara ikan giru/badut.
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Bagaimana
proses pengubahan air laut ke air tawar sebagai media tempat hidup ikan
giru/badut?
|
proses
pengubahan ikan air laut menjadi ikan air tawar adalah dengan menurunkan kagar garam pada ikan tersebut. Dan menjaga
kondisi kualitas air agar ikan dapat bertahan hidup dalam habitat yang baru. Dengan melakukan
penyiponan dan pergantian air sekitar 200 % per hari dengan sistem air mengalir.
ikan giru/badut(Amphiprion Premnas) membutuhkan air yang tenang sehingga dapat bertengger,
bergerak untuk menangkap makanan maupun untuk melakukan pemijahan, oleh
karena itu aliran air dibuat pelan agar tidak mengganggu aktivitas.
Pergantian air secara total dilakukan jika media pemeliharaan terlihat sudah
tidak layak atau terlihat kotor. Dan Air
diturunkan hingga ketinggian air sekitar 30 cm. Agar arus air tidak terlalu
kencang, pada pipa pemasukan diberi saringan yang sekaligus berfungsi untuk menyaring
kotoran.
|
2.
|
Berapa
perbandingan air laut dengan air tawar untuk membuat ikan bisa beradaptasi
dengan air tawar?
|
Pada
pemindahan ikan giru/badut dari air laut ke air tawar dengan perbandingan Air laut umumnya sebesar 1500 liter dan air tawar sebanyak 50 liter,
dengan perbandingan 1: 30. Penambahan air tawar dilakukan selama 1 minggu
sekali itupun jika terjadi penyusutan air. Hal ini dilakukan agar ikan giru/badut Amphiprion Premnas dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi air tawar.
|
3.
|
Berapa lama
waktu yang digunakan untuk membuat ikan air laut menjadi terbiasa hidup di
air tawar?
|
Pemindahan
ikan giru/badut (Amphiprion
Premnas) dari air lautke air tawar membutuhkan waktu ± 1
minggu.
|
3.
Memotret
ikan yang ada di aquarium.
BAB 4
DATA PENGAMATAN

Tempat pengambilan
sampel

Aquarium
ikan giru/badut Aquarium
ikan giru/badut
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada
pengamatan yang lkami lakukan pada ikan badut merupakan ikan air laut yang
hidup di perairan laut tropis sampai subtropis yang bersuhu kisaran 24-27 derajas cersius serta memiliki Tingkat
salinitas (kegaraman) harus antara 1.020 dan 1.026. Habitatnya
berad adi karang-karang dan tanah
berpasir.
Pada proses pengubahan ikan air laut
menjadi ikan air tawar untuk menurunkan kagar garam pada organisme tersebut
dalam hal ini adalah ikan badut (ikan giru). Dalam menjaga kondisi kualitas air
media tetap baik maka perlu dilakukan penyiponan dan pergantian air sekitar 200
% per hari dengan sistem air mengalir. ikan giru/badut(Amphiprion
Premnas) membutuhkan
air yang tenang sehingga dapat bertengger, bergerak untuk menangkap makanan
maupun untuk melakukan pemijahan, oleh karena itu aliran air dibuat pelan agar
tidak mengganggu aktivitas. Pergantian air secara total dilakukan jika media
pemeliharaan terlihat sudah tidak layak atau terlihat kotor. Air diturunkan
hingga ketinggian air sekitar 30 cm. Agar arus air tidak terlalu kencang, pada
pipa pemasukan diberi saringan yang sekaligus berfungsi untuk menyaring kotoran
(Ikbal, 2012).
Pengamatan yang kami lakukan mengenai ikan giru/badut(Amphiprion Premnas) yang dipindahkan dari air laut ke air tawar. Berdasarkan hasil
wawancara penyesuaian pengendalian air dilakukan dengan menambahkan air tawar
sedikit demi sedikit. Air laut umumnya sebesar 1500 liter dan air tawar
sebanyak 50 liter, dengan perbandingan 1: 30. Penambahan air tawar dilakukan
selama 1 minggu sekali itupun jika terjadi penyusutan air. Hal ini dilakukan
agar ikan giru/badut(Amphiprion
Premnas) dapat menyesuaikan dirinya
dengan kondisi air tawar. Penyesuaian
ini berhubungan dengan sistem osmoregulasi ikan giru/ badut (Amphiprion Premnas) yakni pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh dengan
habitatnya, pemberian air tawar secara perlahan memberikan ruang bagi ikan giru/badut
(Amphiprion
Premnas) untuk melakukan fungsi
fisiologis tubuhnya agar berfungsi secara normal kembali. Waktu yang diperlukan
untuk perlakuan ini biasanya adalah 30 hari, selain itu faktor penyusutan air
juga dapat mempengaruhinya yakni semakin banyak penyusutan air semakin banyak
pula penambahan air tawar pada habitat
ikan giru/badut (Amphiprion
Premnas). Parameter yang harus diperhatikan
dalam proses pemindahan ikan air laut kedalam air tawar yaitu suhu air,
keasaman serta kebasaan, kondisi air.
BAB 6
PENUTUP
a. Kesimpulan
·
Osmoregulasi adalah proses pengatur
konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh
oleh sel atau organisme hidup
·
Ikan Laut memiliki cairan tubuh lebih
encer (hipoosmotik) daripada lingkungannya : cenderung kehilangan air dan
mendapatkan tambahan ion-ion.
·
Ikan giru/badut( Amphiprion Premnas) merupakan ikan karang
tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman
kurang dari 50 meter dan berair jernih.
b. Saran
Diharapkan
dalam praktikum selanjutnya dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas dan
di lakukan di tempat yang sama untuk efisiensi waktu dan tempat. Serta lebih
cermat lagi untuk pengamatan aktifitas makan pada hewan ruminansia agar
diperoleh data yang signifikan dan dilakukan pembimbingan secara periodik oleh
asisten agar memudahkan dalam melakukan pengamatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fujaya,
Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. Rineka Cipta,
Jakarta.
Hartono,
1993. Fisiologi Ikan, dasar pengembangan teknik perikanan. Penerbit. Rineka
Cipta
Santoso,
1994. Hewan dan Tumbuhan Air. Gramedia. Jakarta
Sukamto, 1992. Fisiologi Hewan
Air. UNRI Press. Pekanbaru, Riau
Riana.2012. ikan badut, http://rianasariindriani.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar