Minggu, 11 Mei 2014

Makalah Osmoregulasi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Kehidupan suatu organisme sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik faktor fisika, faktor kimia dan biologi. Salah satu faktor yang mendukung kehidupan organisme di perairan adalah kadar salinitas dalam perairan.
            Tinggi rendahnya salinitas disuatu perairan baik itu air tawar, payau maupun perairan asin akan mempengaruhi keberadaan organisme yang ada di perairan tersebut, hal ini sangat terkait erat dengan tekanan osmotik dari ikan untuk melangsungkan kehidupannya. Ikan akan mengalami stress dan bahkan akan mengalami kematian akibat osmoregulasi yang tidak seimbang.
            Perubahan salinitas juga dapat mempengaruhi permeabilitas dinding sel ketika salinitas mengalami perubahan. Pada saat tersebut ikan akan mengalami kecenderungan untuk mampu atau tidaknya ikan untuk melakukan keseimbangan osmotiknya dalam rangka mengatur dan berfungsi dengan normal sesuai dengan kebutuhannya, salinitas dalam suatu perairan pada media yang berbeda juga akan mempengaruhi proses metabolisme untuk pertumbuhannya.
            Mengingat betapa pentingnya mengetahui bagaimana ikan menyeimbangkan tekanan yang ada dari dalam tubuh ikan itu sendiri sehingga ikan tetap dapat melangsungkan kehidupannya, maka praktikum ini menjadi begitu penting artinya untuk dilaksanakan.
1.2 Tujuan
   Tujuan dari praktikun Osmorigulasi ini adalah untuk mengetahui tingkah laku dari beberapa jenis ikan jika dimasukkan kedalam lingkungan yang berbeda (air asin, payau dan tawar). Mengetahui proses fisiologi pada organisme dengan habitat atau salinitas yang berbeda.
1.3  Manfaat
            Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh salinitas terhadap proses osmoregulasi pada ikan. Mahasiswa harus mengetahui cara pengelolaan kualitas air (Tawar, Asin dan Payau) pada media pemeliharaan dan mengetahui tingkah laku ikan melalui osmoregulasi dan perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dengan lingkungannya.



BAB 2
DASAR TEORI

2.1  Klasifikasi  dan Habitat
2.1.1  Klasifikasi Ikan badut :
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Pomacentridae
Upafamili        : Amphiprioninae
 Genera            :Amphiprion Premnas
Sumber                      : http://klasifikasiikan.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-ikjan.html
2.1.2   Habitat
Secara ekologi kelompok ikan ini mendiami perairan laut tropis yang dangkal. Sebaraannya terbatas di perairan Indo Pasifik Barat. Secara garis besarnya dimulai dari laut Merah sampai ke sentral Pasifik, kecuali di terumbu Kepulauan Hawaii, Kepulauan Johnston, Kepulauan line, Mar-quesas, Pitcrain, dan pulau-pulau sekitar-nya, yakni Pulau Rapa dan Pulau Paska.
lkan giru/badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm. Di jepang, ikan badut di kenal dengan nama kakure-kumanomi, di Rusia: obyknovennaya rybka-kloun, dan di Denmark: klovnfisk
Ikan giru/badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef Australia.
2.2 Kondisi air pada habitat ikan giru/badut
Ikan ini hidup di perairan tropis sampai subtropis yang memiliki kondisi air yang cocok untuk ikan giru ini  yaitu kisaran suhu 24 dan 27 derajat Celsius. Tingkat salinitas (kegaraman) harus antara 1.020 dan 1.026.

2.3  Teori osmoregulasi
Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Sedangkan pengertian osmoregulasi bagi ikan adalah merupakan upaya ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungan melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik. Terdapat tiga pola regulasi ion air yaitu :
a.       Regulasi hipertonik atau hipersomatik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media.  Hal ini terjadi misalnya pada ikan air tawar (Potadrom).
b.      Regulasi hipertonik atau hiposomotik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media.  Hal ini terjadi pada jenis ikan air laut (Oseandrom).
c.       Regulasi isotonic atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media, sama dengan ikan – ikan yang hidup pada daerah eustaria (Hartono, 1993). 
Fluktuasi salinitas juga dapat membawa dampak yang huruk bagi organisme yang hidup pada perairan tersebut yang selalu senantiasa untuk beradapatasi terhadap perubahan ion-ion yang terkandung disuatu media tersebut sehingga dapat mengakibatkan organisme mengalami stress dan bahkan mengalami kematian jika ikan tak mampu lagi menjaga keseimbangan osmotiknya (Sukamto, 1992).
            Osmoregulasi sangat di pengaruhi oleh Konsentrasi osmotik dalam tubuh pada organisme yang hidup di laut sama dengan air laut sekitarnya disebut osmoconformer, perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan suatu osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi (Fujaya, 2004).  Dan perbedaan kecepatan aliran darah atau air dari dalam tubuh antara ikan air tawar dan laut pada dasarnya sama tetapi tergantung pada spesiesnya.


BAB 3
METODE KERJA

3.1 Jenis pengamatan
            Jenis pengamatan yang kami lakukan berupa wawancara atau mengambil data kepada penjual ikan giro/badut(Amphiprion Premnas).
3.2 Pelaksanaan
            Hari                 : senin
            Tanggal           : 20 Mei 2013
            Tempat            : Toko sinar utama
            Alamat            : jl borobudur no 22A malang
3.3  Prosedur kerja
                            Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengamati ikan air laut yang ada di aquarium
2.      Tabel daftar pertanyaan dan jawaban pada wawancara ikan giru/badut.

No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Bagaimana proses pengubahan air laut ke air tawar sebagai media tempat hidup ikan giru/badut?

proses pengubahan ikan air laut menjadi ikan air tawar adalah  dengan menurunkan kagar garam pada ikan tersebut. Dan menjaga kondisi kualitas air agar ikan dapat bertahan hidup dalam habitat yang baru. Dengan melakukan penyiponan dan pergantian air sekitar 200 % per hari dengan sistem air mengalir. ikan giru/badut(Amphiprion Premnas) membutuhkan air yang tenang sehingga dapat bertengger, bergerak untuk menangkap makanan maupun untuk melakukan pemijahan, oleh karena itu aliran air dibuat pelan agar tidak mengganggu aktivitas. Pergantian air secara total dilakukan jika media pemeliharaan terlihat sudah tidak layak atau terlihat kotor. Dan Air diturunkan hingga ketinggian air sekitar 30 cm. Agar arus air tidak terlalu kencang, pada pipa pemasukan diberi saringan yang sekaligus berfungsi untuk menyaring kotoran.

2.
Berapa perbandingan air laut dengan air tawar untuk membuat ikan bisa beradaptasi dengan air tawar?

Pada pemindahan ikan giru/badut dari air laut ke air tawar dengan perbandingan Air laut umumnya sebesar 1500 liter dan air tawar sebanyak 50 liter, dengan perbandingan 1: 30. Penambahan air tawar dilakukan selama 1 minggu sekali itupun jika terjadi penyusutan air. Hal ini dilakukan agar ikan giru/badut Amphiprion Premnas dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi air tawar.

3.
Berapa lama waktu yang digunakan untuk membuat ikan air laut menjadi terbiasa hidup di air tawar?

Pemindahan ikan giru/badut (Amphiprion Premnas) dari air lautke air tawar membutuhkan waktu ± 1 minggu.





3.      Memotret ikan yang ada di aquarium.



BAB 4
DATA PENGAMATAN
                 Tempat pengambilan sampel


       
      Aquarium ikan giru/badut                             Aquarium ikan giru/badut



BAB 5
PEMBAHASAN
            Pada pengamatan yang lkami lakukan pada ikan badut merupakan ikan air laut yang hidup di perairan laut tropis sampai subtropis yang bersuhu  kisaran 24-27 derajas cersius serta memiliki Tingkat salinitas (kegaraman) harus antara 1.020 dan 1.026. Habitatnya berad adi karang-karang  dan tanah berpasir.
            Pada proses pengubahan ikan air laut menjadi ikan air tawar untuk menurunkan kagar garam pada organisme tersebut dalam hal ini adalah ikan badut (ikan giru).  Dalam menjaga kondisi kualitas air media tetap baik maka perlu dilakukan penyiponan dan pergantian air sekitar 200 % per hari dengan sistem air mengalir. ikan giru/badut(Amphiprion Premnas) membutuhkan air yang tenang sehingga dapat bertengger, bergerak untuk menangkap makanan maupun untuk melakukan pemijahan, oleh karena itu aliran air dibuat pelan agar tidak mengganggu aktivitas. Pergantian air secara total dilakukan jika media pemeliharaan terlihat sudah tidak layak atau terlihat kotor. Air diturunkan hingga ketinggian air sekitar 30 cm. Agar arus air tidak terlalu kencang, pada pipa pemasukan diberi saringan yang sekaligus berfungsi untuk menyaring kotoran (Ikbal, 2012).
            Pengamatan  yang kami lakukan mengenai ikan giru/badut(Amphiprion Premnas) yang dipindahkan dari air laut ke air tawar. Berdasarkan hasil wawancara penyesuaian pengendalian air dilakukan dengan menambahkan air tawar sedikit demi sedikit. Air laut umumnya sebesar 1500 liter dan air tawar sebanyak 50 liter, dengan perbandingan 1: 30. Penambahan air tawar dilakukan selama 1 minggu sekali itupun jika terjadi penyusutan air. Hal ini dilakukan agar ikan giru/badut(Amphiprion Premnas) dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi air tawar.  Penyesuaian ini berhubungan dengan sistem osmoregulasi ikan giru/ badut (Amphiprion Premnas) yakni pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh dengan habitatnya, pemberian air tawar secara perlahan memberikan ruang bagi ikan giru/badut (Amphiprion Premnas) untuk melakukan fungsi fisiologis tubuhnya agar berfungsi secara normal kembali. Waktu yang diperlukan untuk perlakuan ini biasanya adalah 30 hari, selain itu faktor penyusutan air juga dapat mempengaruhinya yakni semakin banyak penyusutan air semakin banyak pula penambahan air tawar pada habitat  ikan giru/badut (Amphiprion Premnas). Parameter yang harus diperhatikan dalam proses pemindahan ikan air laut kedalam air tawar yaitu suhu air, keasaman serta kebasaan, kondisi air.




BAB 6
PENUTUP
a.    Kesimpulan
·         Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup
·         Ikan Laut memiliki cairan tubuh lebih encer (hipoosmotik) daripada lingkungannya : cenderung kehilangan air dan mendapatkan tambahan ion-ion.
·         Ikan giru/badut( Amphiprion Premnas) merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih.

b.   Saran
Diharapkan dalam praktikum selanjutnya dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas dan di lakukan di tempat yang sama untuk efisiensi waktu dan tempat. Serta lebih cermat lagi untuk pengamatan aktifitas makan pada hewan ruminansia agar diperoleh data yang signifikan dan dilakukan pembimbingan secara periodik oleh asisten agar memudahkan dalam melakukan pengamatan ini.






DAFTAR PUSTAKA
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. Rineka Cipta, Jakarta.
Hartono, 1993. Fisiologi Ikan, dasar pengembangan teknik perikanan. Penerbit. Rineka Cipta
Santoso, 1994. Hewan dan Tumbuhan Air. Gramedia. Jakarta
Sukamto, 1992. Fisiologi Hewan Air. UNRI Press. Pekanbaru, Riau
Riana.2012. ikan badut, http://rianasariindriani.blogspot.com.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar